Mengucapkan atau Tidak Mengucapkan
Kalau Shakespeare punya dilema To Be or Not To Be, orang-orang di negaraku juga punya dilema mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal.
Well, buatku diucapkan atau tidak nggak pernah jadi soal. Karena apalah artinya ucapan selamat kalau yang mengucapkan tidak benar-benar serius dalam memberi selamat. Bahkan tanggal ulang tahunku pun sengaja nggak kutampilkan di media sosial. Aku nggak mau orang mengucapkan selamat hanya karena “diingatkan” oleh media sosial dan kebiasaan.
Oke, kembali ke urusan natal. Buatku mengucapkan selamat natal ini nggak perlu jadi perdebatan. Kalau diucapkan ya silakan, tidak diucapkan juga nggajmk mengurangi makna apapun untuk yang merayakannya.
Justru dengan memaksa dan mengomentari batasan orang untuk tidak mengucapkan, kita memaksa mereka untuk paling tidak meng-aknowledge hari spesial itu. Lha kalau mereka memang tidak menganggap hari itu spesial, ya sudah. Toh nggak semua orang menganggap hari ulangtahun kita itu spesial dan pantas mendapat ucapan selamat.
Tapi terlepas dari itu, masalah sebenarnya muncul karena ada diskriminasi. Ketika hari “spesial” lain mereka acknowlede, kenapa natal harus dapat perlakuan berbeda?
Entahlah.
Selamat Natal 2017, dan menyambut tahun 2018. Perkiraanku, tahun depan pasti akan luar biasa baik.