Passion?
What drives you? What is your dream? What so special about it?
Are you willing to struggle for it? How far will you go?
Ngomongin tentang passion nggak segampang ngomongin cita-cita. Ini karena cita-cita memang jauh lebih sederhana dari passion. Cita-cita bisa berubah, dari presiden, ke astronot, ke dokter, ke tentara, dan berakhir jadi karyawan swasta.
Passion juga nggak sesederhana hobby. Hobby bisa sampai ke titik jenuh, bosan dan berganti. Hobby dipengaruhi banyak hal, mulai dari umur, waktu, biaya, dan orang-orang yang kita temui di komunitas penggiat hobby yang sama.
Passion juga nggak bisa dihubungkan dengan pekerjaan, entah itu pekerjaan tetap atau freelance. Pekerjaan tetap dan freelance punya “reward” dan “cause” di belakangnya. Sesuatu yang membuat kita mau mengerjakannya entah karena gaji yang besar atau karena hutang yang belum lunas.
Menemukan passion nggak semudah mendengarkan seminar motivasi. Passion yang tiba-tiba muncul, bisa hilang dengan lebih cepat. Ini bukan passion, ini excitement.
Excitement, atau ketertarikan bukan passion. Kita seringkali salah menyimpulkan. Kita merasa ketertarikan terhadap sesuatu yang menggerakkan kita untuk mendalami sesuatu secara otomatis akan berubah menjadi passion. Salah!
Tertarik mengerjakan sesuatu memang bibit dari passion, tapi dia bukan passion. Biji mangga tumbuh jadi buah mangga yang bisa dimakan. Ketertarikan yang dipertahankan dalam kondisi apapun, dengan toleransi yang kita tentukan sendiri, adalah awal munculnya passion yang sebenarnya.
PASSION is not “the thing”.
PASSION is IN the thing.
Passion adalah emosi yang sangat kuat dan kadang sulit dikontrol ketika memikirkan atau melakukan sesuatu.
Kalau diterjemahkan langsung, passion berarti hasrat. Hasrat terhadap sesuatu, tanpa mempedulikan hasil. Coba lihat berapa banyak orang yang tumbang karena passion mereka? Tapi nggak sedikit juga yang kemudian bangkit dan berdiri lebih tinggi dari sebelumnya. Berapa banyak orang yang harus menjual semua hartanya demi passion, dan jadi berkali-kali lipat lebih kaya setelahnya.
Menemukan passion tidak menjamin seseorang jadi kaya, tapi bukan berarti akan selalu membuat seseorang jatuh miskin. Kaya dan miskin tidak ditentukan apa dan bagaimana PASSION seseorang, tapi apa PURPOSE dan VALUE dari hal yang dikerjakannya dengan sangat berhasrat.
Contoh sederhana, Trinity – penulis The Naked Traveller, tidak bisa jadi kaya dengan mengelilingi dunia. Keliling dunia perlu dana besar yang justru bisa membuat dia berhutang sangat banyak, stress, sakit dan fatal.
Sebesar apapun hasratnya untuk mengelilingi dunia tidak akan menghasilkan uang kalau dia tidak menulis. Tulisannya di buku dan blog itulah yang membantu orang waktu mereka jalan-jalan ke negara/daerah yang pernah dikunjungi Trinity.
PASSION seorang Trinity adalah mengelilingi dunia. Dia akan melakukan apa saja untuk bisa berkeliling dunia. PURPOSE dari berkeliling dunia itu adalah membuat jurnal perjalanan, dan VALUE nya adalah membantu orang lain. Sukses meracik tiga hal itu dengan baik membuat seorang Trinity, bukan hanya kaya tapi terkenal bahkan sampai dibuatkan film.
Berhenti di PASSION tidak akan menghasilkan apa-apa selain kepuasan batin. Nilai apa yang bisa kita berikan ke “lingkaran” kita setelahnya.
PASSION bukan sesuatu yang ditemukan seperti biji buah mangga, tapi bagaimana biji itu akan tumbuh besar, bertahan waktu ditiup angin, berbuah lebat dan buahnya bisa dinikmati orang-orang yang melewatinya.